nusakini.com-Makassar-Gubernur Sulawesi Selatan Prof. HM Nurdin Abdullah kembali melakukan kunjungan ke Hotel Swissbel Losari yang menjadi lokasi karantina dari peserta Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Program Rekreasi Duta Covid-19 Pemprov Sulsel, Sabtu (2/5).

Nurdin berinteraksi langsung dengan para relawan pendamping, peserta/pasien serta para penyintas Covid-19.

Sejauh ini di hotel tersebut sebanyak 204 peserta menjadi peserta kegiatan. Dan saat ini sebanyak 164 peserta sedang menjalani program. Dan 3 orang yang dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. 

"Hari ini datang dari Luwu Utara kita akan menerima 19 santri dari Jawa Timur, mereka sedang dalam perjalanan," kata Nurdin Abdullah. 

• Polres Gowa Ungkap 1200 Gram Sabu Dalam Operasi di Somba Opu
• Seorang Kepsek di Belopa Luwu Aniaya Koleganya
• OSIS SMP Islam Athirah Bone Gelar Aksi Peduli Lingkungan Sekitar Sekolah
• Keluarga Korban Penganiayaan hingga Tewas Kecewa Vonis Hakim, Kuasa Hukum Korban: Kami Banding
• Danny Pomanto Lantik Pengurus IKA Unhas Takalar, Yakin Wujudkan Inisiatif Sulsel ke Aksi Nyata

Koordinator Relawan Pendamping, Alita Karen menyebutkan hadirnya pelayanan ini sebagai bentuk negara hadir dalam penanganan Covid-19.

"Negara sebenarnya sudah hadir untuk kasus Covid-19 ini. Karena Pemprov sudah sangat concern dengan situasi yang terjadi di masyarakat," sebutnya. 

Dalam kasus Positif Covid-19, dimana ODP maupun OTG karena ketidak-mampuan pasien dalam merawat dirinya sendiri di rumah, sehingga Pemprov mengalihkan mereka semua ke satu tempat/selter. Di tempat ini semua terjamin mulai dari keamanan, kesehatan dan makanannya. 

Dengan pelayanan ini, Karen menyebutkan Sulsel menjadi salah satu best inovation untuk penanganan Covid-19 terkait selter. Sulsel setelah Jakarta memakai hotel untuk selter.

Karena yang merupakan seorang aktivis bersama sembilan relawan lainnya dari berbagai latar belakang, berupaya membuat peserta merasa nyaman dengan memberikan berbagai pelayanan dan aktivitas. 

"Jangan membuat stigma terhadap mereka yang positif, mereka sebenarnya tidak apa-apa, justru sangat bagus jika mereka open status itu menjadi warning buat orang lain," ucapnya.(rah)